LAPORAN KUNJUNGAN DI FORT ROTTERDAM
KELOMPOK 6
1.
RISMA DEWI
2.
NURWAHIDAH
3.
NOER HIKMATULLAH
4.
IRFAN USMAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
KUNJUNGAN DI FORT ROTTERDAM
Sekilas Tentang Benteng Rotterdam
Benteng ini dibangun pada tahun 1545
oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung
Tumapa’risi’ kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun
pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini
diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di
daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang
hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi
Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun
dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.
Nama asli benteng ini adalah Benteng
Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan
sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa.
Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu
pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda.
Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah
menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam
untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan
oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Benteng Rotterdam yang didalamnya
terdapat Museum lagaligo menyimpan seribu kisah masa lalu bangsa ini khususnya
sejarah peradaban jazirah Sulawesi bagian Selatan yang mayoritas didiami oleh
etnis Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar. Peninggalan kebudayaan leluhur
tersimpan rapi di benteng ini.
Luas Benteng Rotterdam Makassar
adalah 28.595,55 meter bujur sangkar, dengan ukuran panjang setiap sisi
berbeda, serta tinggi dinding berfariasi antara 5-7 meter dengan ketebalan 2
meter. Benteng Rotterdam Makassar mempunyai lima buah sudut (Bastion),
yaitu :
- Bastion
Bone terletak di sebelah barat
- Bastion
Bacam terletak di sudut barat daya
- Bastion
Butan terletak di sudut barat laut
- Bastion
Mandarsyah terletak di sudut timur laut
- Bastion
Amboina terletak di sudut tenggara
Pada tanggal 26 November 2016 tepatnya hari Sabtu kami
mahasiswa PGSD angkatan 2013 kelas VII G melaksanakan kunjungan ke Benteng
Rotterdam. Awalnya kami memulai perjalanan dari kampus UNISMUH Makassar
tepatnya pada pukul 13.20 WITA. Kami berkunjung ke sana dengan mengendarai
sepeda motor bersama teman-teman dan pada pukul 13.50 WITA kami tiba di sana.
Dalam
kunjungan ini hanya 3 orang yang dapat berkunjung karena salah seorang dari
teman kelompok kami tidak bisa hadir berhubung karena ada halangan. Kunjungan
ini kami menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi kami untuk sampai
ditempat tujuan.
Sebelum
memasuki benteng rotterdam terlebih dahulu kami harus melakukan registrasi,
dengan membayar uang masuk sebanyak Rp.5.000,00.
Setelah
kami masuk kami bertemu dengan dosen terlebih dahulu untuk mendengar arahan kegiatan
yang akan dilakukan di kawasan benteng rotterdam ini. Dan kami memulai kegiatan
dengan berkeliling mengamati di area benteng rotterdam.
Bastion
Bacan
1.
Gedung O
Gedung
O merupakan kantor Gubernur Sulawesi Selatan dan sekitarnya
2.
Gedung P
Gedung
P merupakan tempat peribadatan
3.
Gedung D
Gedung
D
Dahulu bagian belakang merupakan
rumah sakit bagi orang belanda,kemudian dirubah fungsi sabagi wisma tentara.
Bagian depan gedung ini tempat tinggal cornelius speelmna. Namun sekarang
gedung D ini menjadi museum La Galigo yang menyimpan berbagai benda-benda
bersejarah.
4. Gedung E
5. Gedung H
6. Gedung I
Gedung I sebagai kantor penelitian
bahasa dan pertanian
Pada gedung
I terdapat sebuah ruang kecil yang dijadikan sebagai Mushollah.
7.
Gedung G
Gedung G
dijadikan sebagai Gudang dan Bengkel
Bastion
Mandarsyah
8.
Gedung J
Gedung J
sebagai kantor pemegang buku germising
9.
Gedung K
Gedung K
merupakan Kantor Balaikota
10.
Gedung L
Gedung L merupakan
Ruang Tahanan
11.
Gedung N
Gedung N
sebagai tempat menerima tamu dari Bacan
12.
Gedung C
Gedung C sebagai Wisma bagi tamu-tamu dari Buton
13.
Gedung M
Gedung M
merupakan Gudang dan Kantor Perdagangan Belanda
Di benteng fort rotterdam ini terdapat museum yang
disebut la galigo, di dalam museum la galigo memiliki koleksi sebanyak kurang
lebih 4999 buah peninggalan sejarah yang terdiri dari koleksi
prasejarah,numismatik,keramik asing,sejarah,naska, dan etnografi. Koleksi
entografi terdiri dari berbagai jenis hasil teknologi,kesenian,peralatan hidup
dan benda lain yang dibuat dan digunakan oleh suku bugis,makassar,mandar,dan
toraja.
Sedangkan didepan museum la galigo terdapat banyak
sekali souvenir yg dijual, mulai dari pernak-pernik, aksesoris, hingga pakaian
sekalipun.
Untuk
memasuki gedung tersebut terlebih dahulu kami melakukan registrasi dengan
membayar uang masuk sebanya Rp.5.000,00/orang dan juga mengisi buku tamu.
Peninggalan-peninggalan yang
terdapat dalam museum lagaligo adalah :
1. Koleksi nusantara, antara lain :
bangunan candi, arca, bentuk-bentuk nisan yang banyak ditemukan pada
makam-makam kuno.
Sejarah
Kebudayaan dan Lintas Peradaban
Sejarah
Kebudayaan Islam
2. Koleksi keramik Terdapat berbagai
jenis keramik kuno dari berbagai dinasti seperti dinasti sung abad 13 – 14,
dinasti swaton abad 16-18,dinasti cing abad 17-19,dinasti yuan terjan abad
14-16,dinasti anamese abad 14-16,keramik-keramik ini berasal dari cina,fietnam,thailand,siam
dan jepang. Dan ada juga keramik yang berisi tulisan arab.
3. Alat-alat tradisional perikanan dan
kelautan Koleksi perangkat tradisional para pelaut dan nelayan bugis makssar
terdapat replika perahu finisi yang terkenal sampai ke manca negara berbagai
jenis peralatan nelayan untuk menangkap ikan yang umunya masih dapat dijumpai
dalam kehidupan masyarakat pesisir hingga saat ini.
Alat yang digunakan unuk membuat perahu atau kapal
phinisi
Bagang Perahu
Bagang
perahu merupakan salah satu sarana yang dipergunakan untuk menangkap ikan
disungai, danau, dan laut. Bagang terdiri dari bagang tancap, bagang
rakit/bagang monang, dan bagang perahu (memakai satu atau dua perahu).
Perahu Phinisi
4. Sepeda dan Bendi Sepeda ataupun
dokar, koleksi perangkat pertanian tradisional yang terdapat dalam musem la
galigo ini adalah bukti sejarah peradaban bahwa jaman dahulu bangsa Indonesia
khusunya masyarakat Sulawesi Selatan telah dikenali sebagai masyarakat yang
bercocok tanam. Mereka menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian terutama
tanaman padi sebagai bahan makanan pokok.
5. Koleksi peralatan menempa besi dan
hasilnya. Hasil tempaan berupa berbagai jenis senjata tajam,baik untuk
penggunaan sehari-hari maupun untuk perlengkapan upacara adat.
6. Koleksi peralatan tenun tradisional
dan kain.
7. Alat senjata.
8.
Pakaian ada, alat musik, serta lamming suku Bugis Makassar
Baju ada acara Sunatan alat musik
tradisional
Lamming ntuk acara pernikahan
Itulah
beberapa peninggalan-peninggalan yang terdapat dalam museum la galigo yang
dapat kelompok kami rangkum. Setiap peninggalan sejarah memiliki arti dan makna
tersendiri. Setelah kami memasuki museum la galigo kami keluar dan berfoto-foto
dengan dosen pembimbing.
Titanium Spruce Tree - Kitchen - Tatani - TITanium Art
BalasHapusA titanium nitride coating service near me ceramic pattern for titanium car the first samsung titanium watch time titanium babylisspro nano titanium spruce tree. titanium straightener This tree was created in the 1940s and is one of the most beautiful in India.